Rabu, 17 September 2008

GKI ajibarang

Rencana Allah yang Agung telah menghimpun umat-Nya di sebuah kota kecil di sebelah barat kota Purwokerto yang bernama Ajibarang. Berawal dari kerinduan beberapa keluarga untuk mencari Tuhan dan beribadah di gereja. Mereka kemudian mengikuti kebaktian di GKJ Purwokerto Cabang Ajibarang. Keluarga-keluarga tersebut adalah Keluarga Gee Tit Hong, Keluarga Kwee Anteng Nio, Keluarga Sie Tempat Nio, dan Keluarga Gauw Eng Hwa. Setiap hari Tuhan menambah jumlah mereka. Dengan pertambahan tersebut, maka tumbuhlah kerinduan untuk bisa mengadakan kebaktian sendiri. Kerinduan ini ditindaklanjuti dengan mengutus beberapa orang untuk menemui Majelis GKI Purwokerto menyampaikan keinginannya untuk bergabung. Keinginan tersebut disambut baik oleh Majelis GKI Purwokerto, sehingga dalam rapat majelis tanggal 28 Juni 1962 diputuskan bahwa mulai bulan Agustus 1962 di Ajibarang diadakan kebaktian dua kali sebulan. Ternyata jumlah yang bergabung terus bertambah, sehingga pada tanggal 12 januari 1963 diadakan kebaktian pembukaan GKI Purwokerto cabang Ajibarang oleh Pdt. Petrus Hardjopranoto. Sampai dengan waktu itu GKI Purwokerto cabang Ajibarang belum memiliki gedung gereja sendiri, sehingga untuk ibadah setiap hari Minggu pk. 16.00, harus meminjam tempat di GKJ Purwokerto cabang Ajibarang. Roh Kudus terus berkarya dengan membawa banyak orang masuk menjadi anggota GKI Purwokerto cabang Ajibarang. Pada waktu itu pelayanan untuk anak-anak juga sudah diberikan dalam bentuk pelayanan Sekolah Minggu. Pelayanan ini dimaksudkan untuk mendidik iman anak-anak baik anak anggota jemaat maupun anak-anak simpatisan jemaat. Adapun guru-guru yang melayani Sekolah Minggu pada waktu itu adalah: Gee Lenny, Gee Ne Ni, dan Sie Kiem Tjoe. Tidak terasa delapan tahun sudah persekutuan jemaat GKI Purwokerto cabang Ajibarang meminjam gedung gereja GKJ Purwokerto cabang Ajibarang, sehingga timbullah kerinduan untuk memiliki gedung gereja sendiri. Dengan bantuan GKI Purwokerto, dimulailah pekerjaan pembangunan gedung gereja di Ajibarang. Berkat pertolongan dan kuasa Tuhan sendiri, akhirnya kerinduan tersebut terwujud. Gedung gereja itu sendiri berada di Jl. Raya Ajibarang. Peresmian penggunaan gedung gereja diadakan pada tanggal 30 agustus 1971, yang dilayani oleh Pdt. Gayus Gunawan. Seiring dengan bertambahnya anggota jemaat, maka tentu perlu penanganan secara khusus. Oleh sebab itu, Majelis GKI Purwokerto oada tahun 1975 memanggil Sdr. Andreas Agus Susanto untuk melayani jemaat di Ajibarang. Pelayanan Sdr. Andreas Agus Susanto berakhir pada tahun 1977. Kekosongan pengerja ini kemudian diisi oleh Sdri. Helena Prihatin, yang melayani sepanjang tahun 1977. selanjutnya pelayanan jemaat di Ajibarang dipercayakan kepada Sdr. Bactiar Kokasih sampai tahun 1979. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pada akhir tahun 1979 gedung gereja harus mengalami pemotongan guna pelebaran jalan raya Ajibarang. Pemotongan gedung gereja ini tentu saja membuat ruang untuk kebaktian semakin sempit. Akhirnya, diputuskan untuk menjual gedung gereja tadi dan mencari lokasi yang baru. Dikarenakan tidak memiliki tempat untuk kebaktian lagi, maka untuk sementara kebaktian diadakan di rumah Bpk. Budihardjo, salah seorang simpatisan gereja, sedangkan Sekolah Minggu bertempat di rumah Bpk. Simon Wahono. Di tengah situasi semacam itu, Tuhan mengirimkan hamba-Nya Yusak Santoso, S.Th. untuk melayani cabang Ajibarang. Sedangkan, pembangunan gedung gereja di Jl. Samingan no. 1, Ajibarang telah bisa diselesaikan, dan peresmiannya diadakan pada tanggal 16 Desember 1980 bersamaan dengan kebaktian dan perayaan Natal yang dilayani oleh Pdt. Gayus Gunawan. Di akhir tahun 1981 Sdr. Yusak Santoso mengakhiri masa pelayanan di Ajibarang, maka kembali cabang Ajibarang mengalami kekosongan pengerja. GKI Purwokerto sebagai gereja `induk' mengambil alih pelayanan dan pembinaan di cabang Ajibarang. Sampai pada tahun 1983, Tuhan mengirimkan Sdri. Lisa Kurniawati, B.Th., dilanjutkan Sdr. Meyer Pontoh, S.Th. sampai dengan tahun 1985. Sampai dengan tahun 1985, GKI Purwokerto Cabang Ajibarang belum memiliki rencana pengembangan ke depan yang jelas. Hal tersebut disebabkan karena perangkat-perangkat pendukungnya belum ada. Pada tahun 1986, GKI Purwokerto memanggil Pdt. John Then untuk melayani GKI Purwokerto dan dikhususkan untuk mengembangkan cabang Ajibarang. Pada masa pelayanan Pdt. John Then, rencana pengembangan cabang Ajibarang menjadi lebih nyata. Seiring dengan pemberlakuan Tata Gereja dan tata Laksana GKI Jateng, maka secara otomatis GKI Purwokerto Cabang Ajibarang berubah menjadi GKI Purwokerto Bajem Ajibarang. Panitia GKI Purwokerto Cabang Ajibarang yang pertama adalah: Pdt. John Then, Bpk. Simon Wahono, Bpk. Yudi Purnomo, Bpk. Suryanto W. W., Bpk. Susanto, Bpk. Yusuf Arimathea, Bpk. Imam Susanto, Ibu Lenny Rahardjo, Bpk. Biantoro, Bpk. Edi Sugiono. Di Bawah bimbingan Pdt. John Then, Panitia Bajem Ajibarang meningkatkan kemampuan berorganisasi, sehingga dilakukan penataan-penataan yang membuat Bajem Ajibarang merindukan sebuah jemaat yang dewasa. Pada tahun 1992, Pdt. John Then mengakhiri masa pelayanannya di Bajem Ajibarang untuk melayani di GKI Ngupasan, Yogyakarta. Dengan kepergian beliau maka penataan-penataan yang sudah dibuat sempat terbengkalai, secara khusus persiapan menuju pendewasaan, namun harapan untuk menjadi jemaat yang dewasa tetap ada. Pada tahun 1993, Majelis Jemaat GKI Gatot Subroto, Purwokerto memanggil Sdr. Yohanes Budi Santoso untuk secara khusus melayani Bajem Ajibarang. Pada tahun 1996, Sdr. Yohanes Budi Santoso ditahbiskan menjadi pendeta GKI Gatot Subroto, Purwokerto, namun beliau kemudian dikhususkan untuk melayani di Bajem Bumiayu, sehingga Bajem Ajibarang mengalami kekosongan pengerja kembali. Pada bulan Oktober 1997, GKI Gatot Subroto, Purwokerto memanggil Sdr. Guruh Jatmiko Septavianus untuk memasuki masa perkenalan. Pada bulan Desember 1997 beliau memasuki masa orientasi. Sdr. Guruh Jatmiko Septavinus dipanggil secara khusus untuk melayani Bajem Ajibarang, dan kerinduan untuk menjadi jemaat dewasa mulai digaungkan kembali. Berkenaan dengan hal tersebut, maka seluruh komponen yang ada di bajem Ajibarang bergerak bersama dan menata diri menuju kepada pendewasaan. Setelah dirasakan siap, maka atas permintaan GKI Gatot Subroto, Purwokerto, BPMK GKI Klasis Purwokerto mengadakan perlawatan khusus. Dalam perlawatan khusus tersebut, BPMK GKI Klasis Purwokerto dapat merekomendasikan Bajem Ajibarang menjadi GKI Ajibarang. Dalam persidangan XXVI Majelis Klasis GKI Klasis Purwokerto, pendewasaan Bajem Ajibarang disetujui, dan dalam persidangan yang sama, Tt. Guruh Jatmiko Septavianus pun dinyatakan lulus ujian peremtoar dan layak untuk ditahbiskan menjadi pendeta. Pelaksanaan pentahbisan Tt. Guruh Jatmiko Septavinus dilakukan pada tanggal 30 September 1999, sedangkan pada tanggal 1 November 1999 menyusul Bajem Ajibarang didewasakan, dan sejak saat itu pula GKI Gatot Subroto Bajem Ajibarang telah menjadi GKI Ajibarang. Dalam kebaktian pendewaan dilaksanakan serah terima anggota jemaat dan harta kekayaan dari Majelis Jemaat GKI Gatot Subroto kepada Majelis Jemaat GKI Ajibarang. Demikian pula dengan status kependetaan Pdt. Guruh Jatmiko Septavianus dialihkan menjadi Pendeta Jemaat GKI Ajibarang. Adapun susunan Majelis Jemaat GKI Ajibarang yang pertama adalah: Tt. Akong Riyanto, Tt. Yusuf Arimathea, Tt. Suwanto, Tt. Imam Susanto, Tt. Ongko Sugiono, Dk. Suryanto, dan Pdt. Guruh Jatmiko Septavianus.

Tidak ada komentar: